Arsip Blog

Selasa, 30 November 2010

Wah, Bagaimana Jadinya Jika Ponsel Bikin Alergi Kulit?

AMERIKA SERIKAT (Berita SuaraMedia) - Waspada bagi Anda yang keranjingan menelepon dalam waktu yang lama. Bahan ponsel yang mengandung logam nikel dapat menyebabkan alergi pada kulit. Gejalanya, kulit tampak kemerahan, gatal, dan bergelombang.

Kekhawatiran akan dampak jangka panjang penggunaan telepon seluler (ponsel) terus meluas seiring dengan makin tingginya ketergantungan manusia pada alat komunikasi ini.

Penggunaan telepon seluler (ponsel) yang semakin meluas ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya alergi kulit akibat logam nikel yang menjadi bahan baku handset ponsel.

Dalam beberapa tahun terakhir ini para ahli kulit mencatat munculnya kasus-kasus alergi kulit pada pengguna ponsel. Meski angkanya kecil, namun jumlah kasusnya terus meningkat tiap tahun. Reaksi alergi yang timbul biasanya berupa kemerahan pada kulit rahang, wajah dan telinga. Pada umumnya alergi kulit itu hilang begitu sambungan ponsel dihentikan.

Para ahli menduga reaksi alergi itu timbul akibat kandungan metal dalam ponsel, terutama nikel. Di Amerika Serikat saja, alergi nikel diderita oleh 3 persen pria dan 20 persen wanita. Alergi logam ini memang lebih banyak terjadi pada wanita karena umumnya kulit mereka lebih sensitif, terutama pada perhiasan dari metal. Jumlah kasus alergi kulit akibat ponsel memang belum terdokumentasi dengan pasti. Para penderita alergi itu umumnya diketahui setelah dilakukan tes kasus. Dalam sebuah penelitian tahun 2008, ditemukan dari 22 jenis ponsel populer, ditemukan 10 jenis ponsel yang memakai bahan nikel, terutama di bagian headset dan tombol menu.

Untuk mengetahui apakah kita memiliki alergi nikel, pemeriksaan tes alergi bisa mengungkapnya.

”Ketika alergi nikel sejak lama dikenal, ruam ponsel mulai banyak terkuak,” kata Dr Luz Fonacier, Kepala Alergi dan Imunologi di Winthrop University Hospital di Mineola, NY, Amerika Serikat.

”Peningkatan penggunaan ponsel tanpa batas telah menyebabkan kontak yang intens dari nikel yang terdapat dalam ponsel (dengan kulit),” lanjutnya seperti diberitakan dalam laman healthday.com.

Fonacier telah membahas kondisi kesehatan baru ini dalam presentasi di pertemuan tahunan American College of Allergy, Asthma, and Immunology di Phoenix, Amerika Serikat, pada Minggu (14/11) yang lalu.

Gejala ruam ponsel, di antaranya kemerahan, bergelombang, dan gatal-gatal di daerah-daerah yang mengandung nikel dalam ponsel tersentuh wajah. Bahkan, kegiatan menelepon lama ini bisa memengaruhi kerusakan pada ujung jari akibat terus-menerus menekan tombol yang mengandung logam nikel.

Pada kasus yang lebih parah, lecet, gatal, dan luka dapat cepat berkembang. Fonacier mengaku, dirinya sering menerima pasien yang mengeluh alergi terhadap nikel dan tidak tahu mengapa ruam kulit itu muncul di tubuhnya.

”Mereka datang ke saya karena tidak tahu apa yang menyebabkan reaksi alergi dalam tubuh mereka,” kata Fonacier yang juga seorang profesor kedokteran klinis di State University of New York di Stony Brook, Amerika Serikat.

Kadang-kadang, dia memberi tahu pasiennya bahwa alergi kulit tersebut mungkin terkait penggunaan ponsel yang berlebihan. Pada 2000, seorang peneliti di Italia mendokumentasikan kasus pertama ruam ponsel yang mendorong penelitian lain untuk mengikutinya.

Dalam sebuah penelitian di 2008 yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal, peneliti Amerika Serikat menguji bahan nikel di 22 handset ponsel dari delapan produsen besar. Sebanyak sepuluh ponsel di antaranya mengandung logam tersebut.

Bagian ponsel yang terbuat dari nikel,di antaranya tombol menu, logo dekoratif di headset dan bingkai logam di sekitar layar LCD.

”Ruam ponsel sebenarnya masih belum dikenal,” tutur ahli alergi Dr Stanley M Fineman, seorang profesor klinis di Emory University School of Medicine di Atlanta, Amerika Serikat.

Saat ini, kata dia, alergi nikel lebih banyak disebabkan oleh tindikan dibanding penggunaan ponsel.

”Tetapi, baik sekali kalau ahli alergi dan spesialis kulit memiliki pemahaman lebih terkait dermatitis akibat kontak terlalu lama dengan ponsel ini,” ujarnya.

Alergi nikel diperkirakan menyebabkan penyakit pada 17% wanita dan 3% pria. Sementara, wanita biasanya lebih mungkin terkena efek ruam ponsel karena lebih peka terhadap nikel akibat pernah di tindik telinga atau memakai perhiasan.

”Jika Anda menderita ruam kulit karena mengenakan perhiasan atau kancing dari logam pada jins Anda, Anda mungkin termasuk yang sensitif terhadap nikel,” kata Fonacier.

Untuk mengobati ruam ponsel, Anda dapat mengoleskan salep kulit corticosteroid secara tipis di kulit yang terkena alergi. Tanyakan kepada dokter berapa lama Anda dapat dengan aman menggunakannya. Kemudian, yang juga penting, menjaga jarak bagian ponsel yang mengandung nikel dari wajah Anda.

”Gunakan casing atau cover ponsel, pakai perangkat hands-free, gunakan speaker phone, atau mengganti jenis ponsel yang tidak mengandung nikel pada permukaannya yang nantinya akan menyentuh kulit Anda,” katanya.

Segara konsultasikan ke dokter jika gejala alergi kulit mulai terasa. Jika tahu bahwa Anda termasuk orang yang alergi terhadap nikel, belilah alat pengetes bahan nikel sebelum membeli ponsel baru.

”Teteskan cairan dimethylglyoxime pada kapas dan oleskan pada bagianbagian dari ponsel yang mengandung logam nikel,” papar Fonacier.

”Jika aplikator berubah warna menjadi merah muda, bahan nikel dalam ponsel termasuk aman,” terangnya.

Peneliti percaya bahwa Amerika Serikat dan seluruh negara harus mengatur jumlah bahan nikel yang terkandung dalam ponsel dengan lebih ketat.

”Karena beberapa negara Eropa telah melakukannya,” tutup Fonacier.


Sumber: http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/33278-wah-bagaimana-jadinya-jika-ponsel-bikin-alergi-kulit.html

0 komentar: