Sulit untuk mendapatkan teman, tetapi lebih sulit lagi menjaga jalinannya hingga menjadi akrab, bahkan sudah seperti saudara seperguruan. Mungkin sampai harus mengejar seseorang agar mau menjadi seorang teman, bila ia di pandang sebagai orang yang cocok untuk dijadikan sahabat kental.
Tetapi, untuk mencari musuh adalah hal yang gampang!. Melihat seseorang yang sedang melintas pun bisa saja dijadikan sebagai musuh, tidak perlu di timpuk ataupun di tampol, jangan di beri kata-kata tapi dikata-katain sudah bisa membuatnya jadi marah.
Lainnya, terkadang tidak mencari musuh justru bersikap ramah juga bisa banyak yang musuhin lho. Itu karena sifat seseorang memiliki perbedaan, sehingga sikap keramahan kadang disalahartikan oleh pihak tertentu sebagai suatu ejekan, padahal belum tentu demikian. Lucu yah.
Kedua belah pihak yang saling kenal dan dekat tapi sangat jarang sekali berinteraksi, itu bukan berarti sedang musuhan. Sebab, kedekatan seseorang bukan berarti harus saling berinteraksi secara langsung, hanya dengan sebatas mencerminkan bahasa tubuh juga bisa menunjukan bahwa mereka memiliki kedekatan khusus.
Walaupun musuh tidak pernah di cari, namun bila ada yang memusuhi dan bertemu denganya, jangan lari. Tetap hadapi, tunjukan sikap bahwa tidak pernah memiliki musuh. Biarlah ia mengasumsikan diri kita dengan cara pandangnya sendiri, sikapi dengan bijak penuh rasa persahabatan, kalau yang bersangkutan justru menjauh biarkan saja jangan merasa kecewa. Bagaimanapun, sikap bersahabat harus memiliki nilai keikhlasan seutuhnya.
Tidak dapat dipungkiri, tetap saja merasa dongkol rasanya mau ngegaruk-garuk aspal kalau ada yang nyuekin. Nah, itulah dikatakan sebagai proses "naik kelas", adalah suatu sistem pengujian agar bisa menempatkann diri dimanapun ia berada dan mampu untuk bersikap sewajarnya sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing.
Sumber: http://www.omrame.co.cc/2010/12/tidak-cari-musuh-ketemu-musuh-jangan.html
0 komentar:
Posting Komentar