Berbicara mengenai asmara (pacaran) di jaman sekarang sudah menjadi hal yang wajar, asalkan jangan sampai kebablasan meniru seperti kalangan yang suka bertindak begonoan. Tujuan dari pacaran untuk saling mengenal lebih dalam tetapi bukan berarti juga harus mengenal daleman, kalau merasa tidak cocok yah tinggal ganti saja dengan yang baru.
Jangan mempermainkan perasaan seseorang, yakni saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya antara mengajukan penyampaian rasa cinta, penerimaan, juga kalaupun harus bersikap menolak dan di tolak. Satu sama lain harus saling menerima konsekuensi resiko dari pernyataannya.
Jangan mempermainkan perasaan seseorang, yakni saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya antara mengajukan penyampaian rasa cinta, penerimaan, juga kalaupun harus bersikap menolak dan di tolak. Satu sama lain harus saling menerima konsekuensi resiko dari pernyataannya.
Terkadang cinta dapat membutakan pemikiran rasionalitas seseorang, dimana satu pihak berupaya untuk memiliki seseorang yang disukainya namun hanya bertepuk sebelah tangan, tetapi ia tidak menyadari hal tersebut malah justru lebih bersemangat untuk mengejar yang telah menolak dirinya. Nah, berarti perlu pemikiran matang untuk menyikapinya, yakni dari pihak yang tidak menginginkan disukai oleh seseorang hendaknya melakukan klarifikasi secara komunikatif. Diharapkan dapat terjalinnya sebuah sebuah komunikasi mengandung unsur antara penyeimbangan rasionalitas dan hati, sehingga tidak ada yang merasa di paksa dan disakiti perasaannya.
Sedangkan bagi yang sedang terlibat dalam jalinan asmara, bisa mencermati beberapa hal sebagai berikut.
- Buatlah komitmen terhadap tujuan dari janji pacaran, dimana janji tersebut harus disadari adalah komitmen kepada Tuhan. Sehingga koridor agama dapat dijadikan sebgai batasan prilaku, yaitu prilaku-prilaku yang sewajarnya sebgai orang yang masih dalam tahap berpacaran.
- Penggabungan dua sifat sehingga menghasilkan persamaan, buka perbedaan, sehingga tercipta persepsi kesepahaman dalam cara pandang, jadi akan terjalin komunikasi yang nyambung. Sikap mengalah bukan berarti kalah, namun karena wujud cinta kasih yang diharapkan akan terciptanya sebuah pengertian, maka hindarilah sikap egoistis.
- Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga jadikan masing-masing kemampuan untuk saling melengkapi. Kejujuran dan transparan terhadap kekurangan masing-masing juga jujur terhadap masalah keuangan, memang uang bukan segala-galanya tapi segalanya membutuhkan uang. Misalnya kalau bokin ngajakin nonton tapi isi saku lagi cekak, mengaku saja biar tidak ada kesalahpahaman dikemudian hari.
- Luangkan waktu untuk saling berintropeksi diri, gunakan komunikasi dari hati-kehati mengenai kanyamanan hubungan tersebut. Tetapi, jangan mengungkapnya dari dalam hati yang paling dengki (bisa pada berantem tuh). Saat terjadi pertengkaran jangan mengungkit-ungkit keburukan masa lalu, yang sudah berlalu adalah pengalaman buruk untuk perbaikan dimasa datang.
- Seimbangkan waktu aktifitas dengan waktu pacaran, jangan sampai dengan berpacaran justru akan mengganggu aktifitas anda, begitupun sebaliknya.
- Musuh besar yang sebenarnya adalah diri sendiri, jadi persiapkan pribadi dengan bijak agar tidak selalu terjadi pertengkaran, misalnya karena perasaan jealous yang membutakan.
- Selalu ciptakan sikap keceriaan, pacar adalah sebagai teman untuk menghibur bukan sebagai teman yang justru menyusahkan, sesekali curhat tidak malah yang penting jangan lebay.
Dari kesemua itu maka disimpulkan, nantinya setelah berumah tangga harus konsekuen dengan janji yang telah diucapkan pada akad nikah. Untuk itu, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan sebaiknya dipikirkan dengan matang. Upayakan menikah hanya sekali seumur hidup, bagi kaum cowok jangan lupa untuk menghindari poligami, apalagi kaum wanita jangan sampai melakukan poliandri. Kalau ke poliklinik tidak apa-apa untuk beli obat kuat, maksudnya obat kuat makan biar suaranya nyaring kaya nada dering poliponik.
Sumber: http://www.omrame.co.cc/2010/12/tips-pacaran-awet-sampai-tua.html
0 komentar:
Posting Komentar